Closing Ospek; Siapkah kau 'tuk jatuh cinta
Sejam yang lalu tepat setelah selesainya Peleburan atau kalau kampus Kaylie menyebutnya masa pengadilan— masa pembalasan dendam maba pada seluruh panitia dan kakak tingkatnya, para maba dibawa ke Gelanggang Olahraga tempat diselenggarakannya acara penutupan Ospek.
Kalau di kampus lain mungkin penutupan untuk acara ospek fakultas adalah malam inagurasi, namun berbeda dengan kampus Kaylie yang akhirnya memilih meniadakan acara malam inagurasi.
Entah apa yang kakak tingkat Kaylie dulu perbuat, yang jelas perbuat mereka telah memakan korban. Hal itulah yang akhirnya membuat kampus Kaylie memilih untuk mengganti malam inagurasi dengan acara musik seperti saat ini.
Walaupun dalam hati kaylie waswas sendiri, kalau mahasiswanya sebrutal ini tetep aja bakal ada korban lecet lecet.
Desakan dan doronganpun sudah tak dapat dihindari, apa lagi ketika para mahasiswa baru mengetahui salah satu bintang tamu acara penutupan ini adalah HIVI!. Iya, band terkenal di Indonesia itu yang akhirnya menjadi guest star Ospek.
Kaylie sebagai panitia yang berjaga di bagian kiri panggung dari tadi hanya bisa sesekali mengingatkan mereka untuk hati hati. Dan ya sudah jelas tak ada yang mengindahkan ucapannya.
“Sayap kiri, itu yang modus meluk Anya dari belakang geplak dong biji matanya” Itu suara Yuta dari HT.
Cih, para buaya itu ga habisnya ngomongin si Anya—mahasiswa tercantik seangkatan. Kaylie ga iri ya! ga sama sekali. Cuman muak aja tiap eval ngomongin Anya, di grup nanyain Anya, bahkan sampe ke ht, pun masih ngomongin Anya!
Lagian ini Yuta perasaan jaga di belakang kerumanan deh, kok bisa bisanya dia tau ada yang meluk Anya sedangkan Anya aja berdiri di paling depan.
“gue serang dari belakang nih, jo serang dari depan jo” kali ini yang menyahut Ten.
Kaylie mendesis sinis, lalu ikut nimbrung, “Mana berani, si Jo jaga di kiri bareng Zetta”
“Doy aja kalau gitu, Doy tolong jagain Anya dari depan” balas Teo, yang sukses bikin Kaylie membelak menoleh ke cowo yang berdiri disampingnya.
“IH MASIH JADI PEMUJA ANYA?!?!?”
Suara tawa Ten, Teo juga Yuta kini mengisi HT kayaknya dari jauh ketiga orang itu bukan jaga kerumunan tapi malah merhatiin Doy dan Kaylie.
Sedangkan Doy yang tiba tiba dituduh dengan suara melengking Kaylie, cuman menatap gadis itu datar. “Engga”
“Engga apaanya??? itu Teo kenapa berani berani nyuruh lo ???”
“dia kalau di tongkrongan main HP mulu kay. Pas gue liat ternyata lagi nge-screenshoot semua isi highlightnya Anya” tambah ten melebih lebihkan.
“Tuhkan !!”
“Gue main HP balas chat lo, bukan kepoin Anya.” Balasnya santai dengan mata berkeliaran kesana kemari, bahkan setelahnya dengan acuh malah meniup peluit meneriaki mahasiswa baru yang dengan sengaja mendorong kerumunan dari belakang.
Ini Doy bicara bohong atau jujurpun Kaylie ga tau, saking santainya dia ngomong hal ini.
“Bohong”
Doy merogoh saku belakangnya, mengeluarkan ponselnya, lalu menyodorkannya pada Kaylie. “Cek” balasnya dan lagi lagi masih dengan mata mengawasi mahasiswa baru.
“Mau cek gak?”
“Gak elah, gak sopan.”
“Orang gue ngasih ijin. Serius ga mau?”
“CK IYA ENGGA!”
“Engga apa iya?”
“Engga iya kali”
Doy cuman mendengus aja ngeliat respon aneh Kaylie, Sudah hapal tingkah gadis ini kalau lagi salah tingkah.
Inisiatif, Doy memasukan ponselnya ke saku jaket Kaylie. “Kalau berubah pikiran buka aja, pw nya masih sama. Ulang tahun lo.”
“KENAPA SIH MASIH PAKE ITU!”
“Berisik” Doy menutup mulut bawel Kaylie ketika tersadar banyak mata yang jadi memperhatikan mereka. “diliatin orang.”
“Tuy perasaan kita ngundang HIVI! dah bukan Dilan Milea.”
“Ten temen lo suruh tahan napsunya ini lagi di tempat umum”
Komentar aneh dari Ten dan Yuta membuat Kaylie tersadar langsung menjauhkan tangan Doy dari mulutnya. Ditambah ia juga memukul legan Doy dengan keras, “Makanya jangan ngerdus mulu, buaya!” teriaknya kesal.
Doy mengelus lengannya, heran juga kenapa ia dipukul padahal jelas jelas Doy bukan cuman ngerdus.
“Serah dah, gue ke belakang dulu. ” pamit Doy setelah merasa tugasnya di depan sini sudah cukup. Lalu berbalik mulai melangkah ke belakang.
“BALIK BAWAIN AQUA YAAA!!!” Teriak Kaylie yang dapat acungan jempol dari Doy.
Baru berjalan beberapa langkah, Doy tersadar satu hal. Kkainya berhenti berlangkah, ia berbalik mendekat pada Kaylie lagi.
Tepat di belakang gadis itu ia berdiri, membuka topi yang ia kenakan lalu memasangkannya pada Kaylie dari belakang.
Kaylie sedikit tersentak kaget, dengan cepat menoleh kebelakang mendapati Doy yang sudah kembali menjauh. Jelas saja Kaylie tak bisa lagi menahan semburat merah menjalar di pipinya. Padahal cuman hal sesimpel memberikan topi saja Kaylie rasanya sudah ingin terbang bersama kupu kupu di perutnya. “MAKASIH!!!” teriak Kaylie malu malu.
Dan hanya Doy balas dengan manggut manggut, tetap berjalan sampai hilang ditikungan.
Gila, dia bisa jalan sesantai itu setelah bikin Kaylie frustrasi.
***
Di atas sana terlihat sudah berdiri para pemain musik dari band ternama itu, dan beberapa panitia yang ikut membantu persiapan mereka.
Kaylie sekarang tengah berdiri agak menjauhi kerumunan karena seperti yang disebutkan sebelumnya, anak anak mahasiswa baru semakin membrutal ingin berdiri paling depan. Ditambah hanya beberapa lagu HIVI! yang ia ketahui, maklum gadis itu cuman mendengar lagu dari NCT Boygroup asal korea selatan itu.
“Nih” sebuah botol mineral terulur di depannya membuat ia menoleh kesamping. Oh, si buaya.
Kaylie berdehem sesaat, mencoba mengontrol dirinya yang masih salah tingkah mengingat kejadian tadi. “ekm, makasih” balasnya sok cuek, meraih botol yang Doy serahkan.
Setelah itu hening.
Keduanya sama sama diam, memilih memperhatikan panggung.
Didepan sana Nadhia si vokalis HIVI! sudah mulai menyenandungkan lagu mereka yang berjudul , siapkah kau 'tuk jatuh cinta. Bait demi bait mengudara dengan indah, suara yang lembut membuat pendegarnya malah semakin terbawa suasana.
Terlebih Kaylie, gadis itu bak terpana pada pemandangan di depannya. Matanya seperti tak mau lepas dari panggung, telinganya juga setia menikmati suara yang diterima. Bahkan tanpa sadar mulai mengumam tak jelas mengikuti lagunya.
Binar memuja dari mata Kaylie mungkin nampak terlalu indah sampai Doy malah lebih fokus menatapi gadis itu daripada ikut menikmati acara.
Kaylie cantik, sangat. Doy jelas mengakui itu, bahkan ketika lampu sorot hanya diarahkan ke panggung dan wajah Kaylie hanya disinari rembulan yang baru muncul, wajah cantik itu tetap dapat Doy lihat dengan jelas.
Memandangi gadis ini dalam diam, malah membuat Doy jadi teringat ketika pertama kali mereka bertemu. Dari pertama kali berinteraksi dengan gadis ini, tak pernah terpikir mereka akan berakhir sedekat ini.
Diawal mengenal Kaylie, Doy hanya menganggap Kaylie sebagai salah satu dari panitia yang akan sangat dibutuhkan. Karena pemikiran itu jugalah, yang membuat Doy akhirnya tak mengeluh jika Kaylie terus saja merecokinya dengan segala tingkahnya.
Kini Doy sadari memang tak seharusnya ia mengeluh, pilihannya untuk tak menjauhi gadis itu malahan jadi suatu yang ia nikmati kini.
Doy tersenyum simpul, merasa geli sendiri memuja Kaylie dengan sebegitunya.
Padahal tiap ada yang bertanya seperti apa Kaylie, jawabanya selalu Kaylie aneh. Ya, Doy cukup denial mengungkapkan perasaannya di depan orang lain, tapi sebenarnya jawabanya tak sepenuhnya salah.
Doy sangat menganggumi sosok Kaylie. Dia benar benar pekerja keras, rendah hati, dan selalu dapat diandalkan. Namun jujur saja, siapa yang tak merasa gadis ini aneh?
Kaylie itu suka bercerita. Semua hal yang pernah terjadi dalam hidupnya tak pernah ragu ia ceritakan pada orang lain, segala hal bisa jadi obrolan bagi dia. Ia tak akan pernah kehabisan topik. Bahkan pernah sekali Doy mendapati Kaylie yang seharusnya menjual risol danusan, malah asik mengobrol dengan segerombolan anak TK bak teman sebaya.
Selain berisik tingkahnyapun luar biasa selalu sukses bikin semua orang disekitarnya tertawa. Kaylie tak segan melakukan hal hal diluar nalar hanya untuk membuat orang di sekelilingnya merasa bahagia. Kayaknya kalau diurutkan prioritas utama gadis itu pasti kebahagiaan orang lain.
Terbukti juga hal itu dari seringnya gadis ini mengalah, dan jarangnya ia egois. Walau jika sedang keras kepala tak ada yang bisa membantahnya.
Kita bisa sama sama menyimpulkan gadis ini ceria. Namun nyatanya orang orang akan merasa lebih mengenal gadis ini sebagai gadis cegeng. Pada dasarnya ia hanya manusia biasa yang mudah sakit hatinya dan cepat keluar air matanya. Saking cepatnya ia menangis, dalam seminggu kalian bisa nyaris 5 kali menemukan Kaylie menangis.
Seperti sebuah kebiasaan, dia bisa tertawa terbahak bahak tapi sedetik kemudian air mata sudah membanjiri wajahnya.
Lagi, Kaylie aneh, begitu menurut Doy. Yang kemudin malah merasa dia lebih aneh lagi. Bisa bisanya malah jatuh cinta sama Kaylie, gadis yang ia cap aneh.
Sedangkan Doy sibuk memujanya dalam diam, Kaylie sekarang malah makin asik menikmati lagu. Tadinya ia hanya menggumam tak jelas, kini ia sudah berani ikut bernyanyi.
Meski tak mengetahui liriknya secara utuh, tapi Kaylie tetap mencoba mengikuti tiap bait yang dia ketahui. Apa lagi bait legendaris ini;
“SIAPKAH KAU 'TUK JATUH CINTA LAGI?” teriak Kaylie kencang bersama bepuluh puluh mahasiswaa lainnya.
“Kalau sama lo gue siap.”
“ME—”
Gila.
Deandoy udah gila.
Kalimat Kaylie tertelan kembali, kepalanya bahkan tak sanggup untuk mengingat lirik selanjutnya. Semua terasa berhenti tepat setelah Doy cowok yang disampingnya ini, menyahuti teriakannya.
Gadis itu terdiam.
Sama halnya Doypun malah jadi ikut diam. Dalam hati merutuki dirinya sendiri.
Kini hanya tersisah canggung menyelimuti mereka.
Doy tau ini terlalu mendadak, ia bahkan tak memiliki persiapan apa apa sebenarnya untuk ini. Kalimat itu keluar tanpa Doy sadari, saking sibuknya ia memuja Kaylie.
Namun ia juga tak mau berbohong, sebenarnya ini yang ia harap bisa ia ucapkan jauh hari sebelumnya. Tapi sayangnya kemarin dia belum punya nyali. Sampai hari inipun tak bernyali, cuman modal kalimat tak sadar yang keluar dari mulutnya.
“Deandoy Deandoy, tolong kebelakang ada masalah sama yang punya saound sistem. secepatnya.”
Itu suara Yuta dari Ht mereka berdua.
Dan entah keberapa kalinya suara Yuta hadir di anatara mereka, entah sebagai penyelamat atau malah menggangu keadaan.
Keduanya jadi saling melirik kini.
Kaylie ingin mengatakan kalau sebaiknya Doy pergi dahulu, masalah panitia kini harus jadi prioritas mereka. Tapi untuk menetralkan degupan jantungnya saja ia belum mampu, apa lagi menahan agar sauranya tak bergetar saat berbicara pada Doy.
Doy sedikit mengerti gadis ini pasti masih canggung berbicara padanya, mungkin pula ia masih kaget. “Gue kebelakang dulu” pamitnya akhirnya.
walau ada sedikit rasa takut Kaylie kecewa padanya karna ia lebih memilih organisasi.
thanks to @CAtansaya for the ideas