Hari kelima, kalau Doy lagi clingy
Hari ini adalah hari ke lima ospek. Akhirnya 3 hari lagi acara Ospek ini bakal selesai.
Hari inipun berjalan seperti Ospek biasanya, Kaylie datang pagi, memulai mc pagi lanjut di siang hari istirahat atau sebaliknya. Sebenarnya banyak hal yang harus Kaylie pegang mengingat statusnya sebagai Koordinator Divisi Acara. Namun selama acara ini berlangsung Bang Bulan dan Yeri banyak mengambil alih tugas Kaylie. Mereka bilang Kaylie dan Jo sudah banyak mengurus Acara dari awal, dan sekarangpun harus menjadi MC, rasanya tak enak hati kalau sampai pengordinasian acara masih tetap dilakukan oleh Kaylie seorang diri. Kedua anggotanya itu rela lebih letih dari yang lain dalam membantu Kaylie.
Makanya seperti saat ini, Kaylie bisa makan siang sedikit lebih santai di taman dekat acara ospek berlangsung. Taman hijau ini sudah selalu jadi pilihan panitia jika ingin bersantai atau sedikit menjauhi kerumunan ospek. Tadi ada banyak panitia disini, sebelum satu persatu pamit pergi lebih dahulu entah untuk sholat atau untuk melanjutkan tugasnya.
Berakhir, kini taman itu hanya diisi Kaylie seorang diri, asik makan siang sambil memainkan ponselnya.
“Ck, dicariin juga.” Oh, atau sekarang sudah berdua bersama Doy yang baru saja tiba.
Kaylie menoleh dengan senyum lalu menepuk nepuk bangku disampingnya. “kenapa nyariin?”
“Mau nitip”
“Apa?”
Cowok itu merogoh sakunya, kemudian menyodorkan dompet, kunci mobil juga ponselnya. “ini”
“kemana lagi tas lo anjir?” Kaylie benar benar tak habis pikir sama cowok satu ini. Ia kemana mana jarang memakai tasnya yang berakhir tas Kaylie yang bakal dipadati barang barang miliknya.
“Di ruang panitia, lo mau kesanakan entar?”
Pertanyaan Doy hanya dibalas dengan deheman singkat oleh Kaylie, lalu ia menyuruh Doy meletakan semua barang yang dititip di meja tepat di depannya.
“lo udah makan?” tanya Kaylie lagi.
“Belum, mau suapin gak?”
Entah kenapa, sejak dekat dengan Doy Kaylie jadi punya kebiasaan baru. Memukul. Iya, saking gilanya Kaylie dibuat cowok itu, Kaylie tak bisa menahannya jadilah ia memilih untuk memukul.
seperti sekarang, dengan refleks ia memukul Doy. “Orang gila, serius udah belum?”
“Udah.”
“Dih gak jelas! jadinya udah apa belom?”
“Udah, sengaja aja tadi biar lo khawatir.” balas Doy santai. Nih cowok setelah kejadian confess makin gencar ngalusin Kaylie. Udah gak terhitung berapa kali Kaylie yang biasanya godain orang, malah jadi terdiam salah tingkah habis digodain Doy.
“bacot”
Tawa kecil Doy menutup perbincagan mereka. Karena setelah itu hanya hening yang ada. Kaylie sibuk makan, dan Doy disampingnya sibuk jadi pemerhati.
Doy mengunci tatapannya pada gadis itu, seakan kalau ia berkedip Kaylie akan menghilang. Tiap pergerakan Kaylie tak luput dari mata Doy.
Kaylie jadi salah tingkah sendiri, sampai lupa mengunyah daging ayam malah langsung menelannya. “UHUK!” dan jelas membuat gadis itu tersedak.
Doy dengan cepat membuka air mineral kemasan yang ada di depannya, lalu menyerahkan pada Kaylie. Dengan telaten membantu Kaylie memgangi air mineralnya. “pelan pelan”
“MAKANYA JANGAN LIATIN GUE BEGITU!” teriak Kaylie tepat setelah menghabiskan setengah botol.
Doy tersenyum simpul. “Salah tingkah mulu”
“YA LAGI LO LIATINNYA GAK NYANTAI, GUE BERASA TAHANAN ANJIR!”
“lebay”
“MAKANYA LO JANGAN LIATIN BEGITU.” Dengan sebal Kaylie menarik kursinya untuk berbalik memunggungi Doy.
Bukannya merasa bersalah, Doy malah dengan sengaja memunculkan kepalanya dari samping Kaylie, “Kalau lo punggungin gue liatinnya dari sini. lebih dekat.”
Dan lagi seperti yang tadi disebutin. saking udah gak tahannya, Kaylie bakal nutupin salah tingkahnya dengan mukul lengan ketuanya itu. Mungkin kali ini saking kesalnya, Kaylie mukul pakai kekuatan dalam.
“JAUH JAUH LO TAI!”
Lengan Doy rasanya mati rasa, “sakit banget”
Terlihat tak peduli gadis itu lebih memilih melanjutkan makannya yang tertunda.
“Sakit” tambah Doy lagi setelah merasa terabaikan.
“Halo sakit”
“Sakit banget”
“Sakit”
“Elus” Beonya dibalas dengan elusan singkat dari Kaylie. Jengah juga lama lama direcokin sama manusia satu ini. Padahal biasanya kalau bicarapun harus tunggu disuruh dulu.
“peluk biar cepet sembuh.” Tawa Doy tak dapat tertahan setelah mengatakan itu. Karena kemudian ia mendapatin kuping Kaylie memerah. “Merah tuh kuping”
“Diem bangs-”
“Doy ke lapangan“
Baru aja mau mencaci maki Doy, suara Yuta dari HT yang menggantung di leher keduanya menginterupsi.
Pertama kalinya Kaylie bersyukur akan kehadiran Yuta. “Tuh sana kerja” Usir cewek itu, benar benar berharap supaya Doy yang lagi mode jahil ini cepat cepat hilang dari pandagannya.
Doy bangkit berdiri, tapi tak langsung pergi begitu saja. dengan sengaja ia menjulurkan tangannya tepat di wajah Kaylie.
Kaylie mengernyit bingung,” Apaan?”
“Salim dulu, gue mau kerja.” Goda Doy lagi.
Ucapan Doy benar benar bikin Kaylie naik pitam. Dengan agresif cewek itu berusaha menendang kaki Doy, yang sayangnya kalah cepat. Doy lebih dahulu menghindari, sebelum kakinya dihantam keras. Tendagannya yang meleset, malah semakin membuat Kaylie mengeram kesal. “ANAK TAI LO DEANDOY”
Doy cuman tertawa sebagai balasan. Lalu dengan cepat berbalik berusaha kabur dari Kaylie yang sedang mengamuk. “Dah! Jangan lupa itu gue nitip! kalau ada yang chat hp gue, buka aja passwordnya ulang tahun lo. “
Kaylie memilih tak menggubris lagi ucapan cowo yang sudah hilang ditikungan itu, apa lagi mengenai kalimat terakhir yang cowo itu lontarkan. Cukup sekali aja Kaylie percaya sama kata kata itu. kali ini Kaylie gak bakal percaya.
*
Setelah selesai menyantap makanannya, sesuai prediksi Doy tadi kini Kaylie sudah berada tepat di depan pintu ruang panitia. ia membuka pintu dan mendapati hanya ada Joy di dalam ruang panitia sedang berkutat dengan kertas di tangannya.
“Joyyyy” teriakan Kaylie yang baru sampai di ruang panitia sukses membuat sang empunya nama menoleh terkejut.
“APAAN ANJIR!”
“HEHEHEH liat Doy gak?”
Dari tadi ponsel Doy yang dititipkan padanya terus saja berdering dengan memunculkan notifikasi seakan tengah memaksa untuk dibuka. Makanya dari tadi Kaylie mutar mencari keberadaan si pemilik ponsel ini.
Joy menggeleng geleng, lalu merogoh sakunya. “Ga gue kantongin sob!”
“IHHH lo ada liat dia gak???”
“Perasaan dari pagi orangnya nempel sama lo.”
“Tadi dipanggil Yuta, TAPI GA BALIK BALIK.”
“YA TERUS KAY??? UDAH KANGEN??? TAHAN TAHAN”
Kaylie dengan cepat menggeleng, kemudian mengangkat tangannya yang tengah memegang ponsel Doy, “ini ada yang chat Doy”
“Ya bales anjir???”
“Ga tau pw nya anjir???”
Joy dengan sabar menarik tangan Kaylie, mendudukan gadis itu di lantai berhadapan dengannya. lalu meraih ponsel di tangan Kaylie, meletakannya di tengah tengah mereka.
“ini kita ngapain?” tanya Kaylie yang tak mengerti karena sekarang Joy hanya menatapi ponsel itu.
“Kita cek sidik jarinya, terus kita cari tau pw nya”
“ANJIR IDE BAGUS!”
Meski terasa aneh, tapi akhirnya Kaylie teap mengikuti Joy-mengamati layar ponsel Doy. Pencarian mereka dimulai dengan mentapi ponselnya saja, kemudian berubah menjadi meneliti dari tiap posisi. seperti dari posisi atas, posisi bawah, posisi tengkurap sampai posisi khayang.
Yang hasilnya tetap nihil, HP Doy sudah hampir ter-restart tapi keduanya masih belum menemukan jawaban dari password HP Doy.
“Anjir boleh calling frend gak?”
“ADANYA CALLING EMERGENCY!”
Sama sama punya pola pikir aneh benar benar membuat keduanya jadi pasrah mulai hilang harapan. Joy mendesah kasar,“si Doy ga ngasih clue apa?” tanyanya frustrasi. “Lo ga inget gitu Doy pernah ngomongin soal pw?”
Pertanyaan Joy membuat Kaylie menarik ingatannya pada kejadian tadi saing sebelum Doy pamit. Doy sempat menyinggung mengenai password ponselnya, kalau passwordnya ulang tahun Kaylie. Tapi Kaylie ingat betul ia menyebtukannya dengan tawa. sama seperti kejadian berbulan bulan lalu.
Dan Kaylie jelas ingin menolak percaya akan ucapan buaya darat itu. ya namun dilain sisi hanya itu satu satunya clue yang Kaylie tau mengenai password Doy.
“HEH MALAH BENGONG! ADA GA???” Sentak Joy membuat Kaylie kembali sadar.
ia menggigit bibirnya tak yakin kemudian menoleh ragu pada Joy, “... ada sih... tapi ini becandaan doang...”
“apaa?”
“ulang tahun gue”
Joy mendecih, “cih dasar remaja yang sedang jatuh cinta. DAH SONO COBA AJA DAH!”
“IHH TAPIKAN CUMAN BECANDA!!!”
“YA COBA DULU ANJ! SIAPA TAU BENER!” Paksa Joy geram sendiri. Lagi Joy pikir mungkin saja betul, mengingat akhir akhir ini keduanya tampak semakin menunjukan sifat sifat bucinnya.
Berbekal sok percaya diri dan desakan dari Joy akhirnya Kaylie memasukan ulang tahunnya. Ah, sebenarnya Kaylie agak sedikit harap harap cemas sih ini berhasil atau enggak.
Ya kalau engga sih agak kecewa dikit eh agak banyak, dan kalau iya...
Aduh Kaylie kayaknya bakal jadi kepiting rebus deh seharian.
Tinggal satu angka yang belum Kaylie tekan, ia menutup matanya terlebih dahulu. Baru kemudian berani menekan angka terakhir.
dan
drtttt
pinnya salah.
“TUHKAN JOY AH ILAH. BIKIN BERHARAP AJA LO TAI!” Teriaknya kesal menyalahkan Joy padahal ekpspetasinya saja yang ketinggian.
“DIH BABI KOK GUA??”
“YA LO KENAPA MAKSA? KAN UDAH GUE BILANG DIA BECANDA!!”
“YA KAN COBA DOANG APA SALAHNYA”
“YA GUE JADI BERHARA—”
Ucapan Kaylie berhenti begitu saja ketika Doy memasukin ruang panitia dengan wajah masam. Joy yang ikut menyadari keberadaan ketuanya itu kini beralih mendorong Kaylie, “TUH PANGERAN LO! SONO TANYA!JANGAN GANGGU GUE LAGI! “
Kaylie mendesis kesal karna bukan main kuatnya dorongan Joy. Kaylie bahkan sekarang bisa berdiri di dekat Doy, padahal tadi jarak keduanya cukup jauh.
Doy menoleh sekilas pada Kaylie, tak banyak bicara ia langsung duduk di salah satu sofa yang ada di ruang panitia ini. Sepertinya Atmosfer lelaki satu itu sedang tidak baik. Wajahnya tampak kelelahan, bahkan keringatnya yang masih bercucuran di jidatnya belum sempat diseka. Dalam diam Kaylie mendudukan dirinya disamping Doy.
“Dari mana?”
“Tadi ada lagi yang ngebangkang.”
Kaylie hanya manggut manggut, lalu menyerahkan kembali ponsel Doy. “Nih ada yang ngechat.”
“Bales aja”
“Ga tau PW lo”
“Ulang tahun lo.”
Kaylie memutar bola matanya malas. Cowok ini ya, muka aja yang kelihatan kecapekan, mental buayanya tetap aja masih berkobar.
“Ga usah becanda, ya. Ini cepetan bales kayaknya penting, soalnya dari tadi gak berhenti ngechat. Bahkan sampe nelpon dua kali. gue mau angkat tapi keburu dimatiin mulu sama yang nelpon.”
Doy menyenderkan kepalanya, membuatnya kini bisa leluasa memandangi wajah Kaylie dari samping. Jerawat kecil yang tadinya ada di bawah dagu Kaylie sudah memudar. Dari samping sini juga terlihat bulut matanya jadi sangat lentik dan kaku berkat apa itu namanya? mas? mascara?.
Merasa tak mendapat jawaban, Kaylie menoleh. “HEH! ngapain ngeliatin gue?”
Walau tertangkap basah, Doy hanya membalas dengan dengusan. Kemudian dengan acuh bertanya apa yang tengah Kaylie bicarakan, karena dia memang sempat salah fokus tadi.
“IHH lo jangan becanda deandoyyyy, ini mending balas cepet chatnya!”
Dahinya mengerut bingung, “siapa yang becanda?”
“Dih udah gue coba ya, orang salah juga. Gak usah pura pura lo!” balas Kaylie dengan pukulan kencang ke lengan Doy. Sedikit malu sebenarnya mengakuinya.
Doy kembali menegakan badannya. Ia mengambil alih ponselnya, “Gak ada yang pura pura” Kemudian dengan cekatan mengetik tanggal kelahiran Kaylie di layar ponselnya dengan urutan terbalik.
“0430” ejanya, “tuh bisa”
Mata Kaylie membelak sempurna ketika tampilan beranda ponsel Doy muncul, Kuping serta wajahnya memerah begitu saja, bahkan rasanya ingin meledak di tempat saking salah tingkahnya dia dibuat Doy. “ HAH PAPASI HAH GUE NGOMONG APA MAKSUDNYA LO APA KENAPA TANGGAL LAHIR GUE PW LO KENAPA GUE??” Teriaknya melantur.
Selalu seperti ini kalau dia sudah mulai hilang kewarasan, lagian KOK BISA BENERAN??? perasaan kemarin cuman becanda.
Sedangkan Kaylie kewarasannya mulai hilang, Doy malah tersenyum tipis, anehnya Kaylie ini yang selalu sukses buat Doy gemes.
Beda lagi sama Joy diujung sana, “LO KAYAK ORANG AYAN!” Teriaknya merasa terganggu dengan tingkah aneh Kaylie.
“APA SIH TERKADANG IRI ORANG EMANG SUKA GITU!”
“ORANG IRI BODOH BUKAN IRI ORANG!!”
Doy membekap mulut Kaylie yang sudah ingin membalas dengan tangannya dari belakang. Lalu menarik kepala Kaylie agar bersender dibahunya. Badan Kaylie agak terhuyung kebelakang, membuatnya dengan pasrah jadi menimpa badan Doy.
“diem lo” tambahnya masih dengan setia menutup mulut Kaylie. Bahkan tangannya yang satu sudah melingkari leher gadis itu agar tak bisa bergerak.
Kaylie jelas memberontak, dengan brutal memukuli tangan Doy yang ada di mulutnya. Walau tak berasa apa apa bagi Doy, padahal itu sudah kekuatan terkuat Kaylie.
“LWEPAS!!! INI KWEKERASWAN!!”
Joy yang jadi satu satunya saksi mata lovey-dovey keduanya jadi bergidik ngeri, “IYA GUE BURUNG PELATUK KOK LANJUT AJA BERMESRAANNYA” Sindirnya sarkas. “TUKTUKTUKTUKPELATUK” Tambahnya dengan aneh, seolah tengah berpura pura jadi burung pelatuk.
Dengan sisah tawanya Doy akhirnya melepaskan kedua tanganya yang melingkar dari belakang Kaylie. Dan sepersekian detik kemudian gadis itu bangkit berdiri lalu memukuli Doy tanpa ampun, “BAU TERASI!!!!!” Teriaknya kesal.
Doy yang dipukuli berusaha menamengi dirinya dengan tangannya, “iya iyaa maaf” balasnya dengan tawa. Sesekali berusaha menghentikan Kaylie dengan meraih tangan gesit gadis itu.
Sampai tangan itu akhirnya tertangkap, Doy menariknya untuk kembali duduk disampingnya. “Nakal banget.”
“HEH NGACA! GUE PUKUL LAGI YA LO!” Teriak Kaylie sudah mengangkat tangannya sebelum Doy malah memeluk tangan Kaylie lalu dengan santai malah menyenderkan kepalanya di bahu Kaylie.
“Pinjem.” Balas Doy dengan mata yang sudah terpejam.
Kaylie terduduk kaku, makin salting dibuat perlakuan Doy ini.
Gila! kok bisa bisanya dia nyender kayak ini hal biasa?
“A-apasi senderan di so-fa aja” balasnya terbata bata. Wangi rambut Doy yang sangat dekat dengannya ini bikin makin susah fokus!
“Di bahu lo atau di bahu Joy?”
“tai. BAHU GUE”